Oktober 15, 2010

lovabianca

Suatu sore yang tidak begitu cerah disudut cafe ternama di jogjakarta bersama Secangkir kopi hitam,beberapa novel serta alunan lagu jazz menemaniku melarikan diri dari hiruk pikuk jakarta.
Mengeluarkan sebatang rokok dan membakarnya tiba-tiba seorang perempuan mendatangiku
"maaf mba disini dilarang merokok"
dengan segera aku mematikan rokok ku.
Aku jadi teringat mengenai resolusi ku tahun ini bahwa aku tidak akan lagi mengisap batangan-batangan tembakau itu. Resolusi bodoh menurutku. jelas saja. hal itu aku lakukan saat dia masih ada dan setia mengingatkanku untuk tidak terlalu banyak mengisap rokok sederet alasan pun dia beberkan setelahnya dia merebut rokok dari mulutku dan mematikannya jika aku sudah mulai menunjukan muka tak perduli dengan kata-kata yang dia ucapkan. Tentunya bukan hanya itu saja dia pun mengambil seluruh rokok dari dalam tasku dan memasukannya ke dalam kantong celananya. Kalo sudah begitu aku menyerah, dengan rayuan macam apapun dia tidak akan membiarkanku merebut kembali rokok tersebut. Hasilnya adalah seharian bersamanya menjadi cukup menyiksa tanpa rasa tembakau di mulutku.
Tiba-tiba aku merasakan sesak di dadaku. Oh tuhan aku tak mau sesak ini datang setelah beberapa hari aku bisa bernafas lega. Tapi rasa sakitnya ternyata terus menjalar dan tak sadar air mata sudah membasahi pipiku.
Tidaaak! aku benci seperti ini. Beberapa hari ini aku sudah menang melawan rasa sakitnya tapi sore ini aku merasakan kekalahan lagi..
Air mataku terus menetes diiringi hujan yang juga mulai turun.


kejadian sore tadi di cafe membuat ku dengan segera Kembali ke hotel tempatku menginap.
berendam di air hangat ternyata cukup membuatku tenang. Tiba-tiba handphoneku berdering. Layar handponeku menunjukan nama lola, hari ini sudah lebih dari 10 kali dia menghubungiku.
"kenapa sih la?"
"ya ampun bi..lo tuh kemana aja sih. Telpon gw ngga pernah lo angkat."
"ga keangkat la..sori"
"alesaaaaan..! Lo dimana sekarang? UDah empat hari lo ngga masuk kantor."
"liburan. Gue dah bilang ko ke Astri."
"bi.. Udahlah lo pulang gue sama yang lain kangen sama lo."
"nanti.. Gue masih betah."
"bi.. (lola terdiam sejenak) lo yang sabar ya .."
"udah ya la.."
"bi..hallo.. Bi.."
(tut..tut..tut..)
aku menenggelamkan kepalaku di bathub.

sinar putih menyilaukan datang ke arahku aku menutup mataku dengan jari-jariku.
Sayup-sayup aku mendengar tawa seseorang
aku kenal betul khas tawanya. Aku berjalan di lorong dengan banyak sekali foto-foto yang bergantung. Aku mengenal orang dalam foto tersebut tapi kenapa lidahku kelu saat aku ingin mengucApkan namanya
Dan orang yang ada di foto itu tiba-tiba haDir dihapanku. Namun tiba-tiba sinar putih itu menariknya menjauh dariku..

Nafasku tersengal keringat sudah membasahi tubuhku.
Mimpi..
Tadi itu hanya mimpi.
Aku bangun dan segera menenggak sebotol penuh air mineral dengan satu tarikan nafas. Namun aku masih tidak dapat mengatur nafasku seperti semula. Masih saja tersengal. Aku berjalan ke kamar mandi dan membasuh wajahku terus dan terus.
Bayangan seseorang di mimpi itu masih lekat sekali. Aku memandangi wajahku dalam cermin dan aku tahu apa yang sebaiknya aku lakukan.

udara jogjakarta malam ini begitu dingin.sekarang sudah lebih dari jam dua belas malam tapi jalanan masih sangat ramai dipadati oleh kendaraan dan di dominasi oleh motor.
Aku tak perlu keluar jauh dari hotel karena hotel tempatku menginap memang berada di tengah kota yang banyak menyuguhkan jajanan malam khas jogja.
Aku duduk di salah satu warung lesehan seperti biasa kopi hitam menjadi andalanku.
Bosan berdiam diri di lesehan akhirnya aku memilih untuk berjalan dan berkeliling-keliling. Aku sampai disuatu sudut kota pandanganku tertuju pada kerumunan orang di depanku.
Rasa penasaran memancingku untuk ikut menjadi bagian dari mereka
dengan susah payah aku berhasil merangsek masuk dan berada di barisan paling depan. Beruntung juga mempunyai tubuh mungil.
Tapi setelah kulihat tak ada yang spesial dihadapanku,semuanya biasa cuma sekumpulan orang yang sedang mengamen tak ada yang menarik. Tapi...tunggu tunggu dulu aku seperti mengenal orang yang berdiri di belakang mic. Ya aku mengenalnya dia Ardiano masardhie. Ya Tuhan, pantas saja orang-orang ini rela berdesak-desak.
akupun ikut terpaku dan hanyut kedalam lantunan lagu yang dibawakannya.
Tiba-tiba hujan mengguyur semua orang berlari mencari tempat berteduh.
Ardi dan bandnyapun ikut bubar.
Aku berteduh diwarung kaki lima terdekat. Sambil menahan bibirku yang terus gemertak karna kedinginan.
"lo bianca kan?"
aku dikagetkan oleh suara berat di sampingku.
"ardi.."
aku kaget melihat ardi ada disebelahku.
"apa kabar lo? Ko ada di jogja?"
"baik.gw lagi liburan.bosen dijakarta terus. Lo sendiri? Lagi promo album baru ya?"
"gimana ya.. sebenernya gw juga lagi liburan bareng temen-temen band gw,tapi permintaan manajemen sekalian aja promo album. Tapi ngga ngoyo sih. Ya caranya gini. Tiap kali gw hangout keluar kita nyempetin ngamen."
"strategi pemasaran gaya baru ya." kataku sambil terus mendekap tubuhku sendiri. Aku benar-benar kedinginan.
"yaa bisa dibilang gitu. Lo kedinginan ya?"
"eh.. lumayan" jawabku sedikit ragu.
"pake jaket gw ni.." ardi melepas jaketnya dan memberikan padaku.
"ngga usah di, ngga apa-apa ujannya bentar lagi juga berenti ko. Gw mau langsung pulang." sambil mengembalikan jaket miliknya.
"yakin lo?"
Aku mengangguk yakin.
Sebenarnya aku memang cukup kedinginan karena aku memang tak pernah kuat dengan udara dingin. Tapi

sedikit tentang schizophrenia

Pengertian skizofrenia :


Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal.[1] 75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.