dengarkan malam ini deruan nafas memburu tajam menusuk apa yang ada dihadapan, menerjang kalap.
seumpama balita yang tak mau menyerah ketika mencoba berdiri dan bahkan ingin berlalri.
dalam hitungan jam desember segera berlalu, semua tertelan yang katanya awal baru.
nafasku masih menderu,sisakan waktu..bukan lagi buntu..
aku berpijak pada ketidaktahuan yang semakin lama semakin membawaku pada ketakutan
desember segera berlalu
lalu mengapa semua masih saja kelabu
tahun yang berat, kehilangan cukup mawarnai hidupku
ayah..
keberanian..
kepercayaan..
dan kenapa desember harus berlalu?
jakarta, 31 des 10
friday 3.40am
Desember 31, 2010
"dwi mau jadi..."
inget ga kalo jaman kita kecil sering banget ditanya "cita-cita kamu apa?" dan biasanya kita jawab dengan berbagai profesi umum kaya dokter(yg selalu jd pilihan paporit anak-anak),insinyur, tentara.
itu juga dialami sama gue, secara gue juga pernah kecil. ya pasti gue juga pernah mengalami pertanyaan itu. jawaban gue saat ditanya itu degan pasti dan keyakinan penuh sambil ngelap ingus dikit (kan masih ingusan heheh.) gw jawab "aku mau jadi dokter *sroooot" (sambil narik ingus hueheheh kan ingusan)
mungkin itu adalah jawaban normal anak-anak kecil jaman itu. sekarang laen dengan ade gue yang punya cita-cita ga pada umumnya anak-anak. tiap kali ditanya cita-citanya mau jadi apa, si dwi a.k.a ocon a.k.a dakocan yeep nama dwi adalah nama ade gue dan panggilan gue buat dia (sekarang mah jadi panggilan satu keluarga besar hihi)adalah ocon! kalo ditanya inspirasi kenapa ocon gara-garanya dia hobi banget ngempengsan mentil tali guling nah jadi gw namain deh dia ocon! hahah briliant kan?(sepertinya gue mendengar protes keras tentang sinkronisasinya..hehhe emang gada hubungannya ko iseng aja itu nama gue pilih karena unik!piss) dan dakocan adalah nama terbaru dia dari gue gara-gara kulitnya keliiing beneeer, percis dakocan!
kembali kecita-cita si dwi,disuatu malam yang indah hanya diiringi suara jangkrik dan deru kentut dari emak dan gue (lagi bales-balesan kentut ciing ceritanyee) dwi ditanya sama emak gw " Wi kalo kamu udah gede kamu mau jadi apa?" kata emak sambil memiringkan pantat disusul suara duuuut, (gue kalaap waaah tanpa basa-basi emak ngajak hepi-hepi eeh.. maksudnye ngajak perang kentut)
si dwi jawab sambil nutup idung " uwi ngau ngjadi ngplawak" karena kurang jelas gue tanya sekali lagi dong secara ini soal masa depan ade semata wayang gue (biar dibilang kaka yg baik hihi) "mau jadi apaan con?" gue nanya lagi ke dia. kali ini dia tidak menutup hidunya karena baunya udah disedot sama emak gue yang nguap, "uwi mau jadi pelawak!" sambil ngeloyor pergi.
whaaatttt??? cita-cita macam apa itu, kenapa harus pelawak? kenapaah..?
belum juga mendapatkan penjelasan dari sang empunya cita-cita dia nangis minta ditemenin tidur sama emak. emak yang masih ngikik denger cita-cita anaknya langsung berenti dan ngajak si ocon tidur.
pliisss doong,, gue butuh penjelasan con! ko lo malah tidur sii..
alhasil malam itu gue dibiarkan dengan macam-macam alesan kenapa ade gue lebih milih jadi pelawak ketimbang dokter, insiyur atau tentara.
tapi gue akuin ade gue itu punya bakat ngelawak, celetukannya sering banget bikin orang ngakak. tapi plis con jangan pelawak doong.. dan nam[paknya dia serius dengan keputusannya untuk menjadi pelawak karena sampai saat ini kalo ditanya dia masih bilang mau jadi pelawak! tapi kita tunggu nanti kali aja ngeliat artis dia merubah pikirannya mau jadi artis gitu atau seengganya manajer artis dee (jangan de kalo yg ini). hehehe
itu juga dialami sama gue, secara gue juga pernah kecil. ya pasti gue juga pernah mengalami pertanyaan itu. jawaban gue saat ditanya itu degan pasti dan keyakinan penuh sambil ngelap ingus dikit (kan masih ingusan heheh.) gw jawab "aku mau jadi dokter *sroooot" (sambil narik ingus hueheheh kan ingusan)
mungkin itu adalah jawaban normal anak-anak kecil jaman itu. sekarang laen dengan ade gue yang punya cita-cita ga pada umumnya anak-anak. tiap kali ditanya cita-citanya mau jadi apa, si dwi a.k.a ocon a.k.a dakocan yeep nama dwi adalah nama ade gue dan panggilan gue buat dia (sekarang mah jadi panggilan satu keluarga besar hihi)adalah ocon! kalo ditanya inspirasi kenapa ocon gara-garanya dia hobi banget ngempengsan mentil tali guling nah jadi gw namain deh dia ocon! hahah briliant kan?(sepertinya gue mendengar protes keras tentang sinkronisasinya..hehhe emang gada hubungannya ko iseng aja itu nama gue pilih karena unik!piss) dan dakocan adalah nama terbaru dia dari gue gara-gara kulitnya keliiing beneeer, percis dakocan!
kembali kecita-cita si dwi,disuatu malam yang indah hanya diiringi suara jangkrik dan deru kentut dari emak dan gue (lagi bales-balesan kentut ciing ceritanyee) dwi ditanya sama emak gw " Wi kalo kamu udah gede kamu mau jadi apa?" kata emak sambil memiringkan pantat disusul suara duuuut, (gue kalaap waaah tanpa basa-basi emak ngajak hepi-hepi eeh.. maksudnye ngajak perang kentut)
si dwi jawab sambil nutup idung " uwi ngau ngjadi ngplawak" karena kurang jelas gue tanya sekali lagi dong secara ini soal masa depan ade semata wayang gue (biar dibilang kaka yg baik hihi) "mau jadi apaan con?" gue nanya lagi ke dia. kali ini dia tidak menutup hidunya karena baunya udah disedot sama emak gue yang nguap, "uwi mau jadi pelawak!" sambil ngeloyor pergi.
whaaatttt??? cita-cita macam apa itu, kenapa harus pelawak? kenapaah..?
belum juga mendapatkan penjelasan dari sang empunya cita-cita dia nangis minta ditemenin tidur sama emak. emak yang masih ngikik denger cita-cita anaknya langsung berenti dan ngajak si ocon tidur.
pliisss doong,, gue butuh penjelasan con! ko lo malah tidur sii..
alhasil malam itu gue dibiarkan dengan macam-macam alesan kenapa ade gue lebih milih jadi pelawak ketimbang dokter, insiyur atau tentara.
tapi gue akuin ade gue itu punya bakat ngelawak, celetukannya sering banget bikin orang ngakak. tapi plis con jangan pelawak doong.. dan nam[paknya dia serius dengan keputusannya untuk menjadi pelawak karena sampai saat ini kalo ditanya dia masih bilang mau jadi pelawak! tapi kita tunggu nanti kali aja ngeliat artis dia merubah pikirannya mau jadi artis gitu atau seengganya manajer artis dee (jangan de kalo yg ini). hehehe
pernah mendengar pepatah seperti ini " diam itu emas" , "lebih baik diam daripada bicara tapi sok tau" (yang kalimat kedua saya lupa itu pepatah atau bukan yg pasti sering sekali saya dengar)
yang pasti malam ini saya sangat tidak setuju dengan kalimat tersebut, diam sama sekali bukan emas, jelas dari sudut mana diam dikatakan emas? cerita konkrit.. darimana indonesia bisa merdeka kalau pada saat itu rakyat indonesia hanya diam.jauh banget ya perbandingannya.. mmm satu hal yang pasti diam itu membebaskan orang lain untuk berasumsi apapun tentang sesuatu bahkan tentang diri kita sendiri. diam tidak mengasilkan apapun, jelas lah orang diam apa yang dihasilkan?? yang terparah adalah menyalahkan diri sendiri karena kediamannya itu.
(tarik nafas panjang.. hhhhh....)
yap saya merasa benar-benar bodoh karena diam, yang terparah saya berasumsi tentang diri saya sendiri. menganggap saya bodoh, menganngap saya lemah dan saya tidak mampu. ini bukan pernyataan penyesalan loh.. hanya sebagai pelepasan dan berniat baik agar hal ini tidak lagi terulang.
walaupun kediaman saya tetap menghasilkan keputusan yang saya ingin kan tapi sumpah diam itu tidak menyenangkaaaan! sangat-sangat tidak menyenangkan..! dan baru kali ini saya diam..
pelajaran untuk saya malam ini adalah diam bukan lah suatu jawaban, diam BUKAN emas! diam itu kebodohan! bicaralah biar orang tau apa yang kamu mau, biar orang tau bagaimana kamu sehingga mereka tidak seenaknya menilai dirimu! so speak up..speak up!!
jakarta 31 des 10
friday 0.56
Desember 30, 2010
yang cinta dan yang apa
selamat pagi..
baru saja aku menerima keluhanmu lewat pesan singkat yang kau kirimkan, sehingga membuat ku tahu apa yang sedang kau resahkan walaupun tidak secara jelas.
begitulah hidup. kadang terjepit, tersudut sampai membuat sesak dada dan kadang membuat kita menyerah pada keadaan.
jauh dari apa yang sedang aku pahami dan terus kucari jawabannya.. aku hanya ingin melakukan yang seharusnya aku lakukan padamu sebagai seorang yang kau percaya,kau sayang dan mungkin sebagai harapan.
aku hanya ingin tak ada penyesalan setelahnya..
banyak yang tidak aku pahami dari keadaan ku terlebih hal itu membuat ku meragu juga pada keadaan kita.
habis waktuku jika aku terus-menerus terjebak pada sebuah pertanyaan " Ini Cinta atau Alpa?"
aku biarkan diriku tak beruang, bahkan akupun ikut membiarkan kau terlantar di antah berantah hatiku.
mungkin kau pun paham apa yang sedang terjadi, tapi tak banyak yang kau lakukan.
aku tak pernah menyalahkan itu, mungkin kau mau terus berusaha merubah segalanya dari tidak menjadi iya, dari kosong menjadi ada.
" ini cinta atau alpa" kalimat yang ku kutip dari sebuah puisi, mengilhamiku untuk terus mempertanyakannya..bukan kamu tapi aku. aku terbuang terlalu jauh pada ruang yang tak terjamah, ruang kekosongan, ruang kebas tanpa rasa. sehingga aku terus bertanya apa itu rasa?
hari berlalu, dan aku masih saja begini, jauh dari nikmat yang seharusnya terasa sangat memabukan, membuatku terbang walaupun aku tak punya sayap,membutakan walaupun aku punya mata tapi aku justru payah. belum aku temui jawabannya..
"untukmu kekasih, aku hanya ingin tulus..aku hanya ingin itu benar-benar terasa. seperti mendung yang mencumbu awan,seperti hujan yang menjamah bumi,seperti matahari yang menelanjangi dunia dengan sinarnya. dan aku, upayaku..tentang "cinta atau alpa" semoga kau mengerti.."
jakarta, 30 des 10
thursday 3.09am
baru saja aku menerima keluhanmu lewat pesan singkat yang kau kirimkan, sehingga membuat ku tahu apa yang sedang kau resahkan walaupun tidak secara jelas.
begitulah hidup. kadang terjepit, tersudut sampai membuat sesak dada dan kadang membuat kita menyerah pada keadaan.
jauh dari apa yang sedang aku pahami dan terus kucari jawabannya.. aku hanya ingin melakukan yang seharusnya aku lakukan padamu sebagai seorang yang kau percaya,kau sayang dan mungkin sebagai harapan.
aku hanya ingin tak ada penyesalan setelahnya..
banyak yang tidak aku pahami dari keadaan ku terlebih hal itu membuat ku meragu juga pada keadaan kita.
habis waktuku jika aku terus-menerus terjebak pada sebuah pertanyaan " Ini Cinta atau Alpa?"
aku biarkan diriku tak beruang, bahkan akupun ikut membiarkan kau terlantar di antah berantah hatiku.
mungkin kau pun paham apa yang sedang terjadi, tapi tak banyak yang kau lakukan.
aku tak pernah menyalahkan itu, mungkin kau mau terus berusaha merubah segalanya dari tidak menjadi iya, dari kosong menjadi ada.
" ini cinta atau alpa" kalimat yang ku kutip dari sebuah puisi, mengilhamiku untuk terus mempertanyakannya..bukan kamu tapi aku. aku terbuang terlalu jauh pada ruang yang tak terjamah, ruang kekosongan, ruang kebas tanpa rasa. sehingga aku terus bertanya apa itu rasa?
hari berlalu, dan aku masih saja begini, jauh dari nikmat yang seharusnya terasa sangat memabukan, membuatku terbang walaupun aku tak punya sayap,membutakan walaupun aku punya mata tapi aku justru payah. belum aku temui jawabannya..
"untukmu kekasih, aku hanya ingin tulus..aku hanya ingin itu benar-benar terasa. seperti mendung yang mencumbu awan,seperti hujan yang menjamah bumi,seperti matahari yang menelanjangi dunia dengan sinarnya. dan aku, upayaku..tentang "cinta atau alpa" semoga kau mengerti.."
jakarta, 30 des 10
thursday 3.09am
Langganan:
Postingan (Atom)