beginilah kalau sedang ada wangsit buat nulis tapi tiba-tiba ada kejadian yang bikin darah mendidih rasa-rasanya pengen banget jedotin kepala (daripada jedotin kepala orang)
ditambah lagi sedang mengalami sensitifitas tingkat tinggi, omongan yang sebenernya biasa tapi seolah-olah jadi kaya ribuan jarum, ribuan belati yang nancep di hati sakiiiit rasanya. selain itu bikin tensi darah jadi tinggi, marah-marah mulu dan yang paling parah keselnya tuh ga ilang-ilang kalo belum "makan orang".
ga perduli salah atau bener yang pasti pengennya ngomong selalu di nada yang luar biasa tinggi, volume yang super duper kenceng. kalo udah gitu baru deh puas! mmm... mungkin ini PMS (pre menstrual syndrom) hehehe
egois ya cewek melakukan pembenaran dengan selalu menyebut PMS. akhirnya timbul deh pertanyaan
apasih sebenernya PMS tuh? terus kenapa bisa begitu saat PMS? naah.. ini sedikit info tentang PMS
Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik & mental, dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Keluhan yang dialami bisa bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat dan berupa gangguan mental (mudah tersinggung, sensitif) maupun gangguan fisik. Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia produktif antara usia 25-35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari PMS. Hanya 2-10% menunjukkan gejala PMS berat (Premenstrual Dysphoric Disoder/PMDD).
Apa yang menyebabkan seorang wanita mengalami PMS belum dapat diketahui secara pasti. Banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks dimana salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Terjadi penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi yang mempengaruhi neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan dalam regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks antara hormon estrogen, progesterone dan serotonin dengan PMS masih perlu diteliti lebih lanjut. Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat (terutama faktor nutrisi) juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan PMS. Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon estrogen, progesterone), sistem saraf (mengatur kerja neurotransmitter) dan sebagai anti peradangan. Selain gangguan metabolisme, pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam & gula, rendah vitamin & mineral, sedikit serat dapat menimbulkan PMS. Konsumsi kafein (terdapat dalam kopi, teh) serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.
Gejala fisik dan psikologis PMS
Kalau seorang wanita mengalami rasa sedih dan gelisah yang tidak beralasan, mudah depresi, mudah marah, mood yang berubah-ubah, kecerobohan, insomnia, kurangnya nafsu seksual, hingga meningkatnya nafsu makan. Dan perubahan emosional ini terjadi pada saat menstruasi.. Wah! Berarti wanita ini sedang mengalami PMS.
Dan wanita yang sedang mengalami PMS mungkin juga akan merasakan badan pegal-pegal, pusing, dan menurunnya daya konsentrasi yang diakibatkan karena kurang tidur. Peningkatan berat badan pun terjadi akibat nafsu makan yang bertambah. Nyeri pada payudara. Diare, tubuh yang gembung, mual, hingga timbulnya masalah pada kulit dan rambut pun dapat muncul.
Kadar PMS tiap wanita berbeda
Tidak setiap wanita mengalami PMS loh! (apakah kamu termasuk dalam golongan yang beruntung ini?) Dan setiap wanita merasakan tingkat “keparahan” PMS yang berbeda-beda. Ada yang kelas ringan,tidak begitu terpengaruh dengan dampak PMS. Hingga ada yang kelas berat, emosi tidak terkontrol, sangat sensitif, sampai-sampai perlu dibuat tulisan “Jaga jarak! Sedang PMS!”. Hihihi…
Mengubah pola makan sebagai solusi untuk MENGURANGI dampak PMS
Untuk mengurangi dampak PMS, ada beberapa hal yang perlu diubah dalam gaya hidup, terutama mengenai pola makan. Pada masa PMS, tubuh sangat membutuhkan beberapa zat berikut: Vitamin B6, Magnesium, zat besi (zink), dan air. Zat-zat ini dapat diperoleh dari : sayuran, beras merah (brown rice), daging tanpa lemak (lean meats),biji-bijian (whole grains), dan kacang-kacangan (nuts and seeds).
Nah, selama menstruasi, sebaiknya hindari konsumsi susu. Memang sih, susu itu bagus karena mengandung kalsium. Tapi kalsium itu justru menghambat penyerapan magnesium. Sedangkan pada saat menstruasi tubuh kekurangan magnesium.
Selain itu, kurangi makanan yang berbahan dasar tepung. Seperti : mie, pasta, roti, hingga adonan mentah! (wah, kalau yang terakhir ini sih sudah pasti lah ya) Kenapa dihindari? Pertama, karena tepung akan menyerap dan menampung air dalam tubuh padahal pada masa menstruasi tubuh membutuhkan air untuk “menyiram” hormon yang keluar secara berlebih. Kedua, air yang tertampung dalam perut akan memicu rasa mual.
Mentega, keju, daging merah (red meats), dan makanan hewani lainnya sebaiknya dihindari. Karena makanan ini akan memicu produksi hormon yang sudah kepalang banyak yang kemudian memperburuk kondisi PMS. Kalau si-tubuh bisa bicara, mungkin ia akan berseru, “please, stop producing another hormone!”
Demi kebaikan orang-orang disekitar, (karena yang merasakan “getah” dari PMS adalah orang lain) perbanyaklah konsumsi sayuran. Makanan tersebut dapat mensuplai mineral dan vitamin tanpa menambah hormon.
naaah... begitu deh kenapa cewek suka marah tiba-tiba dan sensitiif banget, mungkin dia lagi PMS.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar